Lahan Bisnis Yang Tak Terdeteksi

   Mungkin sudah banyak orang yang bermain di Lahan bisnis ini. Namun banyak pula orang tidak tau atau mungkin bahkan mencibir orang orang yang bermain di lahan bisnis ini, mungkin kita sering bertemu dengan mereka dikala kita mengantar atau menjemput putra putri kita di sekolah




 ya.......Lahan bisnis ini ialah pedagang sekolah


  Mungkin kita tidak akan percaya bahwa perputaran uang di lahan bisnis ini tak kalah dengan sebuah warung yang berada di pinggir jalan. Penulis pernah iseng iseng bertanya pada pelaku di lahan bisnis ini,hanya dalam durasi 15 menit (jam istirahat) ia menerima omzet Rp 70.000. Padahal ia bukan pedagang yang terlalu laku di banding pedagang yang lain.

  Kita andaikan saja dalam satu waktu istirahat terdapat 10 orang pedagang saja maka perputaran uang dikala itu ialah Rp 700.000. Sebuah nominal yang tidak mengecewakan dalam durasi 15 menit. Padahal di lahan bisnis ini transaksi terjadi tak terjadi dalam jam istirahat saja. Terkadang terdapat beberapa sekolah yang memperbolehkan anak anak jajan pada jam jam sebelum masuk sekolah,istirahat pertama , istirahat kedua dan jam pulang sekolah tergantung pada kebijakan sekolah itu sendiri. maka bayangkan kalau 700 ribu itu dikalikan 3 waktu yang diperbolehkan jajan maka terdapat transaksi Rp 2.100.000 pada lahan bisnis ini. Fantastiskan......?

  Namun ibarat lahan bisnis yang lain di lahan ini juga terdapat problem dan tantangan. Umumnya hambatan yang di hadapi para pedagang sekolah ada 2 . Yaitu persaingan antar sesama pedagang dan hambatan atau problem dengan pihak sekolah

Kendala yang dihadapi dengan sesama pedagang memang tidak akan terlihat secara kasat mata. Mereka akan terlihat tetap bercanda dan ngobrol ibarat biasa. Namun dari hasil pengamatan penulis dan dialog dengan pelaku di lahan bisnis ini penulis menyimpulkan bahwa umumnya mereka akan bahagia kalau salah satu atau dua dari mereka tidak bejualan hari itu. Dengan begitu Omzet jualan mereka akan naik. Tapi uniknya Mereka akan susah atau was was kalau yang brjualan hanya satu orang. Dikarenakan anak anak akan berkurang minat belinya di sebabkan jumlah penjual yang cuma satu orang. bahkan pedangang akan mengalami penurunan omzet , aneh......memang
   Terjadi pula janji tak tertulis pada lahan bisnis ini bahwa hanya boleh ada satu jenis dagangan atau masakan dalam satu lokasi sekolah contohnya pedagang cilok atau siomay hanya ada satu. Jika ada kesamaan jenis dagangan maka pedagang gres akan di beritahu bahwa sudah ada jenis dagangan yang sama. Jika besok ia masih berjualan dengan dagangan yang sama maka ia akan di usir oleh para pedagang yang lama. Bahkan bila ia masih membandel akan terjadi kontak fisik meskipun ini jarang terjadi

 Kendala selanjutnya ialah berafiliasi dengan kebijakan sekolah. Pihak sekolah sering tidak bahagia atau bahkan mengusir pelaku perjuangan di lahan bisnis ini. Sekolah beralasan takut anak anak keracunan,mengotori pemandangan,kurang terjaga kebersihannya DLL.

 Padahal berdasarkan kisah pelaku di lahan bisnis ini mereka tidak menggunakan materi pengawet atau materi kimia lainya pada produk olahan mereka. Mereka justru bahagia bila dagangan mereka cepat habis tidak perlu di abadi awetkan segala. Bagi mereka anak anak ialah sumber penghasilan mereka maka mereka nggak mungkin meracuni sumber pendapatan mereka. Kalau di pikir pikir oleh kita......benar juga yaa.

 Lahan bisnis ini setidaknya membantu pemerintah dalam problem pengangguran. Untuk itu janganlah membenci mereka. Mereka hanya ingin menghidupi keluarga mereka.Mereka mau diarah kan asal dengan Manusiawi

Sekian ...trimakasih

Belum ada Komentar untuk "Lahan Bisnis Yang Tak Terdeteksi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel